Kamis, 30 Juli 2009

DISTRO

Anak muda identik dengan gaya kekinian. Ada yang aneh, unik, nyeleneh, kadang bahkan terkesan nakal. Kamu sendiri mungkin punya gaya atau style yang beda dengan temanmu. Makin unik, makin keren. Begitu biasanya, bukan? Gak salah, sih. Tapi, tahukah kamu, sebenarnya itu justru peluang yang sangat menggiurkan?

Coba bayangkan, berapa banyak komunitas anak muda yang punya ciri khas sendiri-sendiri sesuai kelompoknya. Mereka ini biasanya membuat aneka aksesoris dan pernak-pernik mulai dari kaos, dompet, syal, stiker, gantungan kunci dalam jumlah yang terbatas. Makin eksklusif sebuah kelompok, mereka makin membutuhkan pernak-pernik yang menjadi penanda identitas mereka. Sebab, identitas tertentu yang melekat pada kekhasan aneka pernik yang serba diproduksi terbatas itu menjadi nilai tersendiri yang membanggakan.

Nah, gaya yang menempel pada atribut bikinan sendiri itu biasanya memang banyak yang unik dan sangat stylish. Biasanya, dengan memainkan desain dan kata serta gambar tokoh sesuai aliran yang dikagumi, produk seperti itu menjadi barang eksklusif bagi pemiliknya. Limited edition, gitu loh. Dan, biasanya barang limited ini cenderung lebih mahal harganya. Oleh karena itu, inilah peluang yang bisa kamu garap. Kamu bisa meraup untung kalau bisa menyediakan desain yang unik, atau kamu bisa juga menjadi agen penjual yang mendapatkan keuntungan dan komisi penjualan per produk. Nah, biasanya produk terbatas ini sulit masuk ke toko besar. Karena itu, penjualannya memanfaatkan sistem distribusi dengan jaringan pertemanan. Di sinilah kamu bisa menjadi semacam agen penjualan dengan menjadi distribution outlet alias distro.

Dari distro yang kamu dirikan, kamu bisa menerima titipan dari berbagai macam merk terbatas ini mulai dari produk t-shirt, tas, dompet, jaket dan lain-lain. Margin keuntungannya bisa kamu atur sendiri sesuai perjanjian. Misalnya kamu ambil untung 20 persen per item barang. Atau, malah kamu memproduksi sendiri juga aneka aksesoris yang terbatas ini dan dijual di distro kamu. Yang pasti, jika kamu punya kemampuan mengenali pasar produk dengan desain seperti apa yang sedang ngetren, bisa dipastikan distro kamu bakal kebanjiran order. Misalnya dari satu kaos, dengan biaya pembuatan Rp 25 ribu, kamu bisa menjual sampai Rp 35 ribu atau bahkan Rp 40 ribu. Belum lagi produk lainnya seperti jaket, dompet, biasanya itu akan memberi margin keuntungan yang lumayan juga. Kalau sehari saja bisa menjual 20 item barang, bayangan keuntungan sudah pasti menjadi kenyataan. Jadi, apa yang kamu tunggu?

Bagaimana? Sudah siap menekuni usaha ini? Kalau sudah, mari kita bahas satu per satu.

 

LOKASI

Untuk memulai usaha ini, usahakan cari lokasi yang cukup strategis dan banyak dilalui orang. Bisa juga dicari lokasi yang dekat dengan permukiman anak muda seperti daerah kos-kosan atau dekat kampus dan sekolah SMA. Jika rumahmu cukup strategis, bisa juga menyulap halaman depan rumah atau garasi untuk jadi show room barang dagangan kamu. Namun, jika punya modal lebih, sangat dianjurkan untuk menyewa sebuah outlet yang eye catching di dekat lokasi keramaian. Atau, bisa juga kamu menyewa mobil pick up untuk memajang koleksi kamu dan berjualan di sana. Keuntungan memakai mobil ini kamu bisa mencari lokasi strategis dan segera berpindah jika dirasa pasarnya mulai berkurang. Kelebihan lain, kamu tak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat meski setiap saat harus waspada jika ada petugas yang melakukan razia.

 

MODAL KERJA

Bicara tentang modal kerja, sangat dianjurkan kamu melihat ukuran kantong kamu dulu. Bila belum seberapa, mulai dulu dari yang kecil-kecil dan tawarkan kepada rekan dekat dulu. Tapi, kalau mau bicara serius, memang modalnya cukup lumayan. Untuk keperluan renovasi tempat jualan, membuat aneka produksi, dan menyewa pick up sudah tentu biayanya Tidak sedikit. Bisa mencapai belasan hingga puluhan juta tergantung dari seberapa besar ukuran usaha kamu. Tapi, sekali lagi, ukuran modal usaha ini sebenarnya dimulai dari tekad kamu sebagai calon pengusaha distro. Dengan modal seadanya pun jika kamu punya kreativitas tertentu juga sudah bisa ber-usaha. Nah, untuk menjalankan usaha ini, kamu perlu mem-perhitungkan juga biaya listrik dan telefon untuk menerima dan mencari order. Sebab, tak jarang jika distro kamu makin dikenal, akan muncul juga pesanan barang dan komunitas tertentu. Jika kamu menggunakan mobil pick up, perhitungkan juga biaya perawatan dan bahan bakarnya per bulan. Selain itu, jika kamu tidak memproduksi beberapa barang yang kamu jual, kamu juga bisa membeli dari produsen barang alternatif ini di beberapa tempat. Dengan begitu, jualan kamu pun akan makin beraneka dan perputaran barang baru dengan desain baru akan bisa menarik lebih banyak pembeli. Untuk usaha yang masih dibuka di awal, pekerjanya cukup dua saja dulu. Satu sebagai tenaga yang melayani pembeli, satu lagi yang melayani di kasir. Selain itu, keduanya

juga bisa berfungsi sebagai tukang kontrol keamanan barang dagangan kamu. Sebab, biasanya barang yang berukuran kecil seperti gantungan kunci, syal, stiker, kalau kurang awas bisa berpindah tangan tanpa melalui kasir.

Google Talk